Pages

Selasa, 04 Maret 2014

Sejarah Indonesia ( Masuknya portugis ke nusantara )

  • masuknya bangsa portugis ke nusantara


Bangsa Portugis datang ke wilayah Nusantara (Indonesia) karena dorongan ekonomi, agama, dan petualangan. Keberhasilan Vasco da Gamamencapai Kalkuta di pantai barat India pada tahun 1497 telah membuka peluang dan jalan bagi Portugis untuk sampai ke Nusantara. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Barang-barang yang diperdagangkan tersebut mayoritas berasal dari para pedagang Malaka.

Berita mengenai kekayaan Malaka tersebut kemudian mendorong raja Portugal mengutus Diego Lopes de Sequeira untuk pergi ke Malaka. Pada awalnya Sequeira disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi, para pedagang muslim India berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis sangat berbahaya dan merupakan ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian berbalik menyerang Sequeira dan mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.


Serangan Malaka terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan orang Portugis. Portugis kemudian mengirim Gubernur Portugis di India, yaitu Alfonso d' Albuquerque. Ia berangkat dari Goa pada bulan April 1511 menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang dan 17-18 kapal. Perang antara Malaka dan Portugis tidak dapat dihindari lagi. Portugis menang dan berhasil menduduki Malaka. Setelah berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mengirimkan sebuah armada ke Maluku di bawah pimpinanFransisco Serrao.

Orang-orang Portugis kemudian tiba di Ternate. Di sana mereka mengadakan persekutuan dengan penguasa setempat. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor dagang lengkap dengan benteng di Ternate serta memperoleh hak monopoli di pusat rempah-rempah. Sebagai gantinya, orang Portugis harus membantu Ternate menghadapi Kesultanan Tidore yang didukung oleh Spanyol.

Dominasi perdagangan orang Portugis di wilayah Nusantara tidak berlangsung lama. Portugis mengalami kekurangan bahan makanan, dana, dan sumber daya manusia. Kedudukan Portugis di Nusantara juga semakin goyah akibat terjadinya pertikaian dengan berbagai kesultanan setempat. Pertikaian tersebut terjadi akibat perebutan pengaruh dalam bidang ekonomi, politik, maupun agama. Dalam perseteruan itu, pusat kekuasaan Portugis di Malaka sering mendapatkan serangan dari sejumlah kerajaan muslim di sekitarnya, seperti Aceh, Johor, dan Demak. Akibatnya, kota yang pernah menjadi bandar perdagangan yang ramai itu menjadi sepi sehingga orang Portugis pun merugi.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh orang Portugis tersebut akhirnya juga melemahkan posisi mereka di berbagai wilayah Nusantara. Menjelang akhir abad ke-16, kedudukan Portugis di Nusantara semakin memburuk akibat munculnya berbagai perlawanan dari para penguasa pribumi sehingga kepentingan dagangnya di Maluku dan sekitarnya makin merosot. Akibatnya, mereka mengalihkan perhatian ke kepulauan Nusa Tenggara dan akhirnya menetap di Timor. Akhirnya, masa keemasan orang Portugis di Nusantara lenyap seiring dengan kedatangan orang Belanda yang kemudian mengambil alih kedudukan mereka.
1. PORTUGIS
Bangsa Portugis datang ke wilayah Nusantara karena dorongan ekonomi, agama, dan petualangan. Dari ketiga faktor tersebut, petualangan tampaknya yang telah menimbulkan keinginan besar bangsaq portugis menjelajah lautan mencari daerah penghasil rempah-rempah yang belum mereka kenal.
Keberhasilan Vasco da Gama mencapai kalikut di pantai barat India pada tahun 1497, telah membuka peluang dan jalan bagi Portugis untuk sampai kewilayah Nusantara. Kalikut saat itu menjadi Bandar utama sutera, kayu manis, cengkeh, pala, lada dan barang dagangan lainnya.
Berita mengenai kekayaan Malaka kemudian mendorong raja Portugal mengutus Diego Lopes de Sequeira untuk menemukan Malaka, menjalin hubungan persahabatan dengan para penguasanya dan menetap sebagai wakil raja dibagian Timur Asia. Pada awalnya Sequeira disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi, para pedagang Muslim India yang merasa terancam kedudukannya berhasil meyakinkan sang sultan bahwa orang Portugis sangat berbahaya dan merupakan ancaman berat bagi Malaka. Akibatnya Sultan kemudian berbalik menyerang sequeira dan mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.
Tetapi,berkat kegigihan, keberanian, dan kebulatan tekadnya untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, akhirya Portugis dapat menduduki Malaka. Lalu upaya monopoli perdagangan melalui persekutuan dengan penguasa lokal juga diterapkan oleh orang Portugis di berbagai tempat di Nusantara, antara lain:
a. Pasai, pada tahun 1514 Portugis terlibat dalam upaya perebutan kekuasaan. Setelah pihak yang didukungnya menduduki tahta, Portugis memperoleh izin mendirikan benteng sendiri di tepi Sungai Pasai serta hak berdagang lada.
b. Minangkabau, suatu persekutuan diadakan antara orang Portugis dengan raja Pagaruyung untuk menangkal pengaruh sultan Mahmud Syah dari Malaka. Dalam persekutuan ini Portugis memperoleh hak berdagang lada di Minangkabau.
c. Jawa Barat, pada tahun 1522 portugis bersekutu dengan Raja sunda ( pakuan ) untuk membendung perluasan wilayah Kesultanan denmark. Dalam persekutuan ini portugis bermaksud memperoleh hak dagang lada di sunda Kalapa.
Akan tetapi kedudukan Portugis semakin goyah akibat terjadinya pertikaian antara mereka dengan kesultanan setempat. Pertikaian tersebut terutama terjadi akibat perebutan pengaruh dalam bidang ekonomi, politik maupun agama. Dalam perseteruan itu, bahkan pusat kekuasaan portugis di Malaka sering mendapatkan serangan dari sejumlah kerajaan Muslim di sekitarnya. Akibatnya, kota yang pernah menjadi Bandar perdagangan yang ramai itu menjadi sepi sehingga oaring Portugis pun merugi.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh orang Portugis tersebut akhirnya juga melemahkan posisi mereka di berbagai wilayah Nusantara. Menjelang akhir abad ke-16, kedudukan portugis di Nusantara semakin memburuk akibat munculnya berbagai perlawanan dari para penguasa pribumi sehingga kepentingan dagangnya di Maluku dan sekitarnya makin merosot. Akhirnya masa keemasan orang Portugis di Nusantara lenyap seiring dengan kedatangan bangsa Belanda, yang kemudian mengambil alih kedudukan mereka.

2. SPANYOL
Armada Spanyol memasuki kepulauan Maluku pada tahun 1521. Seperti juga orang Portugis, orang spanyol juga ingin mencari daerah penghasil rempah-rempah. Armada Spanyol datang dari arah Filipina, Kalimantan Utara, menuju Tidore, Bacan dan Jailolo. Kedatangan Spanyol di Wilayah maluku mendapatkan tentangan keras dari orang Portugis yang sudah datang lebih awal. Akibatnya terjadi pertikaian di antara kedua kekuatan Eropa tersebut, yang masing-masing merangkul penduduk local yang saling bersaingan. Spanyol bersekutu dengan Tidore, sementara Portugis merangkul Ternate. Akan tetapi karena kalah kyat, persekutuan Spanyol-Tidore dapat dikalahkan oleh kubu Portugis-Ternate. Pada tahun 1534, Spanyol dan Portugis mengadakan Perjanjian Zaragoza yang membagi daerah pengaruh masing-masing. Berdasarkan kesepakatan tersebut,Spanyol harus melepaskan Maluku dan berkonsentrasi di Filipina. Akhirnya Spanyol pun tersisih dari dominasi perdagangan rempah-rempah.

3. INGGRIS
Orang Inggris datang ke wilayah Nusantara menyusul keberhasilan Portugis dan Spanyol. Armada pertama Inggris tiba di Nusantara di bawah pimpinan Sir Francis Drake, dalam pelayaran keliling dunia mereka kearah barat pada tahun 1557-1580. Mereka singgah di Ternate dan pulang ke negerinya dengan membawa cengkeh.
Pada tahun 1600, Ratu Elizabeth I mendukung usa Inggris terlibat secara langsung dalam perdagangan rempah-rempah tersebut dengan memberi sebuah aktroi lepada East India Company(Maskapai Hindia Timar/EIC)Duah tahun kemudian,Sir James Lancaster tiba di Aceh dan menuju ke Banten,dimana dia berhasil diberikan izan untuk mendirikan cantor dagang.Hasilnya ketika Lancaster kembali ke tanah airnya ,dia membawa lada yg Sangay banyak.
Expedisi dagang inggris kedua datang ke Nusantara pada tahun 1604 dibawah pimpinan Sir Hendry Niddleton. Mereka mengunjungi Ternate,Tidore,Ambon,dan Banda.Akan tetapi kedatangan mereka mendapatkan perlawanan dari Vereenigde Oost Indische Compagnie(Persatuan Dagang Hindia Timar/VOC)milik Belanda.Akibatnya terjadi pertikaian diantara kedua bangsa itu.Akan tetapi Sejas tahun 1623-an perhatian inggris lebih tetarik pada lawasan lain di asia sehingga mereka menarik diri dari sebagian perdagangan besar kegiatan perdagangan Nusantra ,kecuali Banten,mereka terus berdagang sampai tahun 1682.

4. BELANDA
Orang Belanda pertama tiba di wilayah Nusantara pada tahun 196,ketika empat buah kapal dagang di bawah pimpinan Cornelis de Houtman mendarat di Banten.Mereka datang atas dasar ekonomi untuk mencari wilayah penghasil rempah-rempah.Hal ini disebabkan karena Belanda tidak mendapat rempah-rempah lagi karena ditutupnya Lisabon oleh Spanyol ketika Belanda memisahkan diri dari kemaharajaan Hapburg-Spanyol.
Pada masa itu, Banten merupakan kota pelabuhan yang ramai dikunjungi, baik oleh para pedagang local maupun pedagang asing dari Gujarat, Cina, Malaka, Portugis, Inggris, dan lain-lain. Pada awalnya kedatangan orang Belanda diterima dengan baik oleh penguasa dan pedgang Banten. Akan tetapi ketika Belanda meminta dengan kasar agar Banten menyediakan lada dalam jumlah banyak namun tidak diimbangi dengan kemampuannya untuk membayar, Banten menolak. Akibatnya, orang Belanda yang marah menembaki pelabuhan dari papal kemudian pergi melanjutkan perjalanan ketempat lain.
Pada tahun 1598, sebuah armada Belanda yang baru di bawah Jacob van Neck. Waerwijck, dan Heemskerck tiba di Banten. Pada kedatangannya yang kedua ini, orang-orang Belanda itu diterima dengan baik oleh penguasa Banten karena mereka bersikap lebih baik dan menyesuaikan diri dengan kondisi setempat. Selain itu, Banten juga baru mengalami kerugian akibat tindakan orang-orang Portugis.
Dalam perkembangannya, perdagangan rempah-rempah di Nusantara menimbulkan persaingan keras antara bangsa-bangsa Eropa, seperti Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris. Untuk menghadapi persaingan itu, pada bulan Maret 1602, Staten General Kesatuan Tujuh Propinsi mengesahkan perseroan yang bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie ( VOC ).
Tujuan didirikan VOC adalah :
a. Menghilangkan persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda.
b. Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan pedagang-pedagang lainnya di Nusantara
c. Mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol
Hak octrooi yang diberikan kepda VOC adalah :
a. Hak monopoli dalam perdagangan
b. Hak mengadakan perjanjian dengan raja atau penguasa setempat ats nama pemerintahan Belanda
c. Hak membentuk pasukan militer, mendirikan benteng, dan mengumumkan perang

Berdasarkan hak-hak tersebut, hakikat tujuan VOC adalah menjlakan politik monopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Di antara para direktur VOC sendiri terjadi silang pendapat mengenai praktek monopoli dan politik kekerasan yng dijalankan badan itu di Nusantara. Sebagai contoh, ketika rakyat Banda tidak mengindahkan kontrak yang dibuatnya dengan VOC dan berdagang dengan pedagang asing lainnya, sebagaian direktur VOC ( Heeren Zeventien ) menganjurkan untuk memusnahkan rakyat Banda dan menggantikannya dengan penduduk lain. Akan tetapi direktur lainnya menolak usul tersebut yang dianggap sudah menyalahi tujuan VOC yang sebenarnya. Para penentang tersebut menganggap kebijakan seperti itu bertentangan dengan kebiasaan dan perikemanusiaan. Dan ternyata monopoli rempah-rempah oleh VOC mendorong kemerosotan harga penjualan di pasarn Eropa, karena persediaan rempah-rempah melimpah jauh melebihi kebutuhan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar