Pages

Selasa, 04 Maret 2014

Sejarah Indonesia ( MENELUSURI PERADABAN AWAL DI KEPULAUAN INDONESIA. )


  • MENELUSURI PERADABAN AWAL DI KEPULAUAN INDONESIA.


1. Bagaimana keterkaitan antara ras Deutro dan Protomelayu dengan nenek moyang bangsa Indonesia?
Berdasarkan pendapat dari Kern, bahwa nenek-moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Champa di Vietnam Utara (Tonkin), Kamboja dan Kochin Cina (indocina). Namun sebelum mereka tiba di kepulauan Indonesia, di Indonesia sendiri telah ada bangsa yang lebih duluan berdiam. Bangsa tersebut berkulit hitam dan berambut keriting (ras Negrito). Hingga sekarang bangsa tersebut mendiami Indonesia bagian timur pedalaman dan sebagian Australia. Jadi, sebetulnya bangsa berkulit hitam ini merupakan penduduk asli Indonesia.
Sementara itu pada tahun 1.500 Sebelum masehi, bangsa dari Campa terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat yang datang dari Asia Tengah (bangsa Mongol). bangsa yang terdesak ini lalu bermigrasi ke kamboja dan meneruskannya ke Semenanjung malaka. Dari malaka, mereka melanjutkan pelariannya ke daerah Sumatera, kalimantan, Jawa, Filipina. Yang di Filifina lalu melanjutkan perjalannya ke sulawesi dan maluku.
Selanjutnya, mereka yang mendiami wilayah Indonesia membentuk komunitas masing-masing. Mereka berkembang menjadi suku-suku tersendiri, Seperti Aceh, Batak, Padang, palembang di Sumatera; Sunda, dan Jawa di pulau jawa; Dayak di kalimantan; Minahasa, Bugis, makassar, Toraja, mandar di Sulawesi; Ambon di maluku. Sedangkan mereka yang bercampur dengan bangsa asli yang berkulit hitam berkembang menjadi suku-suku tersendiri, seperti di Flores.
Selain teori diatas, ada pendapat yang mengatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah orang-orang Melayu. Bangsa Melayu ini telah mendiami Indonesia bagian barat dan semenanjung melayu (Malaysia) sejak dulu. Para ahli membagi 2 bangsa melayu ini: Proto melayu atau melayu tua dan Deutro melayu atau Melayu Muda.



2.  Jelaskan mengapa zaman tembaga tidak terjadi di Indonesia!
     Zaman Tembaga merupakan salah satu periode dari zaman logam. Zaman ini    mempunyai ciri, yakni penggunaan tembaga sebagai bahan pembuatan alat-alat    kehidupan masyarakat.
Dari penelusuran para ahli, diketahui bahwa alat-alat dari tembaga ini tidak ditemukan di wilyah asia tenggara, tetapi di wilayah-wilayah benua lain. Dengan demikian, disimpulkan bahwa zaman tembaga tidak terjadi di Indonesia.
Adapun wilayah Indonesia hanya mengenal zaman perunggu dan zaman besi, sedangkan zaman tembaga tidak. Zaman tembaga hanya berkembang di Semamenanjung Malaka, Kamboja, Thailand dan Vietnam.

3.  Berikan contoh hasil kebudayaan zaman perunggu! Sertakan gambar!
     
Hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah :
     a. Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa,
         Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian. Kegunaannya sebagi alat
         perkakas.
     b. Nekara perunggu(Moko), bebrbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di
         daerah Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei.
         Kegunaan untuk acara keagamaan dan maskawin.
     c. Bejana Perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya
          ditemukan di Madura dan Sumatera
     d. Arca-arca Perunggu, banyak ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim)
          dan Bogor (Jabar)


4. Mengapa Sangiran dapat dikatakan sebagai laboratorium manusia
     purba?
     Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia. Sangiran memberi informasi lengkap sejarah kehidupan manusia purba meliputi habitat, pola kehidupannya, binatang yang hidup bersamanya, hingga proses terjadinya bentang alam.
Areanya seluas 56 km² berada di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah. Kawasan Sangiran menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap.
Manusia purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ada sekitar lebih dari 100 individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili 65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari jumlah fosil sejenis yang ditemukan di  dunia. Selain fosil manusia purba, di Sangiran ada juga fosil hewan.
Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di gudang penyimpanan.
5. Jelaskan kaitan tradisi megalitik dengan kepercayaan animisme!
Kepercayaan animisme atau kepercayaan kepada makhluk halus dan roh dipercayai merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul dalam kalangan manusia primitif purba kala. Kepercayaan ini mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini mempunyai semangat yang mesti dihormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia. 
Kepercayaan animisme juga mempercayai bahawa roh orang yag telah mati boleh masuk ke dalam tubuh hawaian.
Tradisi megalitik adalah suatu adat kebiasaan yang menghasilkan benda-benda atau bangunan dari batu yang berhubungan dengan upacara atau penguburanPendukung tradisi megalitik percaya bahwa arwah nenek moyang yang telah meninggal, masih hidup terus di dunia arwah. Mereka juga percaya bahwa kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh arwah nenek moyang.
Kedua tradisi ini sama-sama berkaitan dengan arwah/roh orang yang sudah meninggal.
6. Jelaskan migrasi dan penyebaran ras asal usul nenek moyang bangsa Indonesia!Migrasi pertama, Ras Negroid
Di Indonesia, ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta suku Papua melanesoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
Migrasi kedua, Ras Weddoid
Ras ini datang dari India bagian selatan. Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
Migrasi ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
Sekitar tahun 2.000 SM diduga bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) telah tiba di Kepulauan Nusantara. Bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia menjadi pembawa kebudayaan neolithikum dalam dua cabang persebaran. Cabang pertama yaitu bangsa yang membawa kebudayaan kapak lonjong yang disebut sebagai ras Papua-Melanosoid. Arah persebarannya dari Yunnan lewat Filipina, kemudian ke Sulawesi Utara, Maluku, dan ada yang sampai ke Irian. Sedangkan cabang yang kedua adalah bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Arah gelombang cabang yang kedua ini dimulai dari Yunnan kemudian ke Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Jenis kebudayaan yang mereka bawa berupa kapak persegi.
Migrasi keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)Sekitar tahun 500 SM bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda) tiba di Kepulauan Nusantara. Mereka datang membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, di Vietnam Utara. Benda-benda logam yang mereka bawa di antaranya berupa nekara, candrasa, bejana perunggu, manik-manik, arca dan sebagainya. Rute persebaran nenek moyang dari kelompok Melayu Muda ini dimulai dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, lalu menuju tempat-tempat di Kepulauan Nusantara. Bangsa yang tiba pada gelombang terakhir ini masih tergolong ras Austronesia. Nenek moyang kita dari ras Papua-Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid lantas melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang tersebar di seluruh pelosok wilayah Nusantara seperti sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar