Pages

Minggu, 16 Maret 2014

Bahasa Indonesia.

1.Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda
2.Kata Depan : akan, dengan, atas, antara
3.Kata Ganti (pronomina)
4.Penyempitan dan Perluasan Makna
5.Akronim dan Singkatan

Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda

Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda


Unsur bahasa yang terkecil berupa lambang bunyi ujaran disebut
fonem. Ilmu yang mempelajari fonem disebut fonologi atau fonemik. Fonem
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dikenal dengan artikulasi. Dalam
bentuk tertulisnya disebut huruf. Lambang-lambang ujaran ini di dalam
bahasa Indonesia terbagi dua, yaitu vokal dan konsonan. Cara mengucapkan
lambang-lambang bunyi ini disebut dengan lafal. Jadi lafal adalah cara
seseorang atau sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan lambanglambang
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapnya.
Fonem vokal di dalam bahasa Indonesia secara umum dilafalkan
menjadi delapan bunyi ujaran walaupun penulisannya hanya lima ( a, i , u,
e, o ). Misalnya,
fonem / a / dilafalkan [ a ]
fonem / i / dilafalkan [ i ]
fonem / u / dilafalkan [u ]
fonem / e / dilafalkan tiga bunyi yaitu: [ e ] , [ ə ] atau e lemah, dan [ε]
atau e lebar.
Contoh pemakaian katanya;
lafal [ e ] pada kata < sate >
lafal [ə ] pada kata < pəsan >
lafal [ε ] pada kata < n ε n ε k >
fonem / o / terdiri atas lafal [ o ] biasa dan lafal [ ] atau o bundar.
Contoh pemakaian katanya:
lafal [ o ] pada kata [ orang ]
lafal [ ] pada kata [ p h n ], saat mengucapkannya bibir lebih maju
dan bundar.
Variasi lafal fonerm / e / dan / o / ini memang tak begitu dirasakan,
cenderung tersamar karena pengucapannya tidak mengubah arti kecuali
pada kata-kata tertentu yang termasuk jenis homonim.
Tidak ada pedoman khusus yang mengatur ucapan atau lafal ini seperti
bagaimana diaturnya sistem tata tulis atau ejaan dalam Pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang harus dipatuhi setiap pemakai bahasa tulis
bahasa Indonesia sebagai ukuran bakunya. Lafal sering dipengaruhi oleh
bahasa daerah mengingat pemakai bahasa Indonesia terdiri atas berbagai
suku bangsa yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa
daerah ini merupakan bahasa Ibu yang sulit untuk dihilangkan sehingga
saat menggunakan bahasa Indonesia sering dalam pengucapan diwarnai
oleh unsur bahasa daerahnya. Contoh: kata <apa> diucapkan oleh orang
Betawi menjadi <ape>, <p h n> diucapkan <pu’un>. Pada bahasa Tapanuli
(Batak), pengucapan e umumnya menjadi ε, seperti kata <benar> menjadi
<bεnar>, atau pada bahasa daerah Bali dan Aceh pengucapan huruf t dan d
terasa kental sekali, misalnya ucapan kata teman seperti terdengar deman,
di Jawa khusunya daerah Jawa Tengah pengucapan huruf b sering diiringi
dengan bunyi /m / misalnya, <Bali> menjadi [mBali], <besok> menjadi
{mbesok] dan sebagainya.
Selain itu pelafalan kata juga dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang
tidak baku. Perhatikan contoh di bawah ini.
telur -------- telor
kursi -------- korsi
lubang -------- lobang
kantung -------- kant ng
senin -------- sənεn
rabu -------- reb
kamis -------- kemis
kerbau -------- kebo, dan lain sebagainya.
Menurut EYD, huruf vokal dan konsonan didaftarkan dalam urutan
abjad, dari a sampai z dengan lafal atau pengucapannya. Secara umum
setiap pelajar dapat melafalkan abjad dengan benar, namun ada pelafalan
beberapa huruf yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena sering
dipengaruhi oleh lafal bahasa asing atau bahasa Inggris.
Contoh:
-- huruf c dilafalkan ce bukan se,
-- huruf g dilafalkan ge bukan ji
-- huruf q dilafalkan ki bukan kyu
-- huruf v dilafalkan fe bukan fi
-- huruf x dilafalkan eks bukan ek
-- huruf y dilafalkan ye bukan ey
Jadi : Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu]
Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi]
Pengucapan exit adalah [eksit] bukan [ekit]
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi
konsonan w atau y yang disebut dengan diftong.
Contoh:
1. Gabungan vokal /ai/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [ay]
pada kata:
- sungai menjadi sungay
- gulai menjadi gulay
- pantai menjadi pantay
2. Gabungan vokal /au/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[aw] pada kata:
- harimau menjadi harimaw
- limau menjadi limaw
- kalau menjadi kalaw
3. Gabungan vokal / oi / menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[oy] pada kata:
- koboi menjadi koboy
- amboi menjadi amboy
- sepoi menjadi sepoy
Tetapi, ada kata-kata yang menggunakan unsur gabungan tersebut di
atas tetap dibaca sesuai lafal kedua vokalnya.
Contoh: - dinamai tetap dibaca [dinamai]
- bermain tetap dibaca [bermain]
- mau tetap dibaca [mau]
- daun tetap dibaca [daun]
- koin tetap dibaca [koin]
- heroin tetap dibaca [heroin]
Ada juga dalam tata bahasa Indonesia, gabungan konsonan yang
dilafalkan dengan satu bunyi, seperti fonem /kh/, / sy/, ny/, /ng/ dan /nk/.
Meskipun ditulis dengan dua huruf, tetapi dilafalkan satu bunyi, contoh:
khusus , syarat, nyanyi, hangus, bank.
Lafal dan fonem merupakan unsur segmental di dalam bahasa Indonesia.
Selain unsur ini, ada pula unsur lain yang fungsinya berkaitan dengan unsur
suprasegmental, yaitu tekanan, intonasi, dan jeda. Tekanan adalah gejala
yang ditimbulkan akibat adanya pengkhususan dalam pelafalan sebuah
suku kata atau kata. Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang
pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Biasanya kata
yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang dipentingkan.
Tekanan dalam bahasa Indonesia tidak mengubah makna seperti
pada bahasa Batak Toba /bóntar/ artinya putih, dan /bentár/ artinya darah.
Tekanan hanya menunjukkan sesuatu kata atau frasa yang ditonjolkan atau
dipentingkan agar mendapat pemahaman secara khusus bagi pendengar.
Tekanan tertentu pada sebuah kata atau frasa menguatkan maksud
pembicara. Biasanya tekanan didukung oleh ekspresi atau mimik wajah
sebagai bagian dari ciri bahasa lisan.
Contoh penggunaan pola tekanan:
1. Adi membeli novel di toko buku.
(yang membeli novel Adi, bukan orang lain)
2. Adi membeli novel di toko buku.
(Adi membeli novel, bukan membaca)
3. Adi membeli novel di toko buku.

(yang dibeli Adi novel bukan alat tulis)
4. Adi membeli novel di toko buku.
(Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)
Ciri suprasegmental lainnya adalah intonasi. Intonasi ialah tinggi
rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan
angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan
angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Penggunaan intonasi
menandakan suasana hati penuturnya. Dalam keadaan marah seseorang
sering menyatakan sesuatu dengan intonasi menaik dan meninggi,
sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun. Intonasi juga
dapat menandakan ciri-ciri sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan
dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan
yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya.
Contoh:
- Mereka sudah pergi.
- Mereka sudah pergi? Kapan?
Berbicara tentang intonasi berarti berbicara juga tentang jeda. Jeda adalah
penghentian atau kesenyapan. Jeda juga berhubungan dengan intonasi,
penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan
kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam
pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat
pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak
dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan.
Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan
garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda
hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian
atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya
berubah. Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

Kata Depan : akan, dengan, atas, antara

Kata Depan : akan, dengan, atas, antara

1. akan
fungsi:
a. pengantar objek
ia tidak tahu akan hal itu
aku lupa akan semua kejadian iti

b. untuk menyatakan masa yang akan datang
saya akan pulang ke Padang
amak akan ke Duri minggu depan

c. untuk penguat atau penekan, dalam hal ini berfungsi sebagai penentu
akan hari pernikahan kita perhitungkan seminggu lagi


2. dengan
fungsi:
a. untuk menyatakan alat
ia membasuh kaki amak dengan kain paling bersih
Adi menulis surat kepada ibunya dengan pena paling bagus

b. menyatakan hubungan kesertaan
Imron ke sekolah dengan ayah

c. membentuk adverbial kualitatif
memilih calon istri harus dilakukan dengan cermat

d. untuk menyatakan keterangan komparatif
Ibrahim sama tinggi dengan ayahnya


3. atas
fungsi:
a. membentuk keterangan tempat, dalam hal ini sama artinya dengan   di atas
kami menerima tanggung jawab itu di atas pundak kami

b. menggabungkan kata benda atau kata kerja dengan keterangan
imron mengucapkan terima kasih atas keikhlasan One Eva
Mudi sangat menyesal atas perbuatan maksiat yang pernah ia lakukan

c. dipakai di depan beberapa kata dengan arti :  dengan atau demi
atas nama
atas desakan
atas kehendak
atas perintah
atas kemauan


4. antara
fungsi:
a. penunjuk jarak
jarak yang sangat jauh antara Duri ke Padang ia tempuh dengan Revo barunya

b. sebagai penunjuk tempat
antara anak-anak Gang Kelinci itu, manakah yang paling saleh?

c. menyatakan arti  kira-kira
ia telah meninggalkan keluarganya antara lima enam bulan untuk menolong rakyat Palestina

Kata Ganti (pronomina)

Kata Ganti (pronomina)


yaitu kata yang bertugas menggantikan kata benda.
Kata ini terbagi atas :
a. kata ganti orang
    pertama :  saya, aku, ku (tunggal), kami, kita  (majemuk)
    kedua : kamu, engkau, mu, kau (tunggal), kalian, kamu sekalian (jamak)
    ketiga : dia, ia, nya, beliau (tunggal), mereka (jamak)'

b. kata ganti penunjuk
    ini, itu, sini, situ, sana

c. kata ganti tanya
    siapa, apa, mana, mengapa, kapan, bila, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa, keberapa.

Penyempitan dan Perluasan Makna

Penyempitan dan Perluasan Makna

A. Penyempitan Makna
Sebuah kata dikatakan mengalami penyempitan makna jika cakupan arti dulu lebih luas daripada arti sekarang.
Misalnya:
1. sarjana
    dulu orang menyebut sarjana untuk tiap orang pandai, tetapi sekarang sarjana hanya diberikan atau
    digunakan untuk menyebut gelar universitas.

2. pendeta
    dulu pendeta berarti orang yang berilmu, sekarang dipakai untuk menyebut guru agama Kristen.


B. Perluasan Makna
Sebuah kata dikatakan mengalami penyempitan makna jika cakupan arti sekarang lebih luas daripada arti dulu.
Misalnya:
1. berlayar
    dulu digunakan untuk menyebut pengertian bergeerak mengarungi lautan dengan perahu yang menggunakan
    layar atau kapal layar, tetapi sekarang untuk menyebut mengarungi lautan (dengan/tanpa perahu layar).

2. bapak
    dulu digunakan untuk menyebut orang yang ada hubungan biologis dengan pembicara, sekarang
    digunakan untuk siapa saja yang lebih tua/lebih tinggi kedudukannya.

3. saudara
    dulu digunakan untuk menyebut kakak/adik, tetapi sekarang digunakan untuk menyebut semua orang
    yang sederajat dengan kita.

4. putra/putri
    dulu digunakan untuk menyebut anak raja, sekarang dipakai untuk menyebut anak siapa saja.

Akronim dan Singkatan

Akronim dan Singkatan

Akronim
Akronim merupakan proses pemendekan yang menggabungkan huruf awal, suku kata, atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. 

Akronim meliputi hal-hal berikut ini.
1.  Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contohnya,
LAN : Lembaga Administrasi Negara
PASI  :  Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
SIM  :  Surat Izin Mengemudi
2.  Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contohnya,
Bappenas  :  Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
Iwapi  :  Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Sespa  :  Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
3.  Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contohnya,
pemilu : pemilihan umum
rapim : rapat pimpinan
tilang : bukti pelanggaran


Singkatan

Singkatan juga dapat dibedakan atas empat jenis:
1.  Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contohnya,
S.E. : sarjana ekonomi
S.S. : sarjana sastra
S.K.M.  :  sarjana kesehatan masyarakat
Bpk. : bapak
Sdr. : saudara
Kol. : kolonel
2.  Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan kenegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contohnya,
DPR  : Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI  : Persatuan Guru Republik Indonesia
GBHN  : GarisGaris Besar Haluan Negara
PT : Perseroan Terbatas
KTP : Kartu Tanda Penduduk
3.  Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik. Contohnya,
dll.  : dan lain-lain
dst.  : dan seterusnya
hlm. : halaman
4.  Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contohnya,
Na : natrium
L : liter
kg : kilogram
Rp 5.000,00   : lima ribu rupiah

Rabu, 12 Maret 2014

PERPUSTAKAAN DIGITAL.

1.MACAM - MACAM LAS
2.MEKANIKA TEKNIK.
3.MATEMATIKA.
4.OLAHRAGA.
5.SEJARAH INDONESIA.
6.BAHASA INDONESIA.

MACAM - MACAM LAS.

1.LAS TIG
2.LAS MIG.
3.LAS OKSI ASETELIN.
4.LAS SMAW
5.LAS GMAW.

LAS GMAW.

Las GMAW (MIG DAN TIG)




Definisi
Proses penyambungan dua material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat,dengan menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan menggunakan gas pelindung (inert dan active gas).
Proses GMAW (Gas Metal Arc welding)
Proses pengelasan ini disebut juga dengan MIG (Metal Inert Gas). Proses lain yang serupa dengan MIG adalah MAG (Metal Active Gas). Perbedaannya terletak pada gas pelindung yang digunakan. Pada MIG digunakan gas pelindung berupa gas Inert seperti Argon (Ar) dan Helium (He), sedangkan pada MAG digunakan gas-gas seperti Ar + CO2, Ar + O2 atau CO2. Prinsip dasar dari proses GMAW ini tidak jauh berbeda dengan SMAW, yaitu penyambungan yang diperoleh dari proses pencairan sambungan logam induk dan elektroda yang nantinya membeku membentuk logam las.
Perbedaan lain yang cukup terlihat antara GMAW dan SMAW adalah pada pemakian jenis pelindung logam gas. Pada SMAW pelindung logam las berupa fluks, sedangkan pada GMAW pelindung ini berupa gas. Gas yang dimaksud bisa Inert atau Active. Dengan demikian karena tidak menggunakan fluks, maka hasil pengelasannya tidak terdapat terak.
Proses GMAW ini selain dipakai untuk mengelas baja karbon juga sangat baik dipakai untuk mengelas baja tahan karat atau Stinless Steel serta mengelas
logam-logam lain yang afinitas terhadap Oksigen sangat besar seperti Alumunium (Al) dan Titanium (Ti).

Peralatan GMAW
          Secara umumpelalatan yang dibutuhkan untuk proses pengelasan GMAW adalah
1.     Mesin las (power source)
2.     Elektroda (wirefeeder)
3.     Welding gun/torch
4.     Tabung gas pelindung
5.     Regulator
6.     Gas mixturer.
Kelebihan GMAW
1.     Sangan efisien dan proses pengerjaan yang cepat
2.     Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan
3.     Tidak menghasilkan sleg atau terak
4.     Membutuhkan kemampuan operator yang baik
Kelemahan GMAW
1.     Sewaktu waktu dapat terjadi burnback
2.     Cacat las porositi sering terjadi
3.     Buser yang tidak setabil
4.     Pada awalannya set-up yang sulit.
LAS GMAW yang kita miliki ada 2 yaitu las mig dengan nama mesinMigmatic 221 dengan nomor mesin 228802 dengan elektroda berbentuk kawat. Pada MIG digunakan gas pelindung berupa gas Inert seperti Argon (Ar) dan Helium (He), dan mesin las TIG dengan jenis elektroda Backum.MAG digunakan gas-gas seperti Ar + CO2, Ar + O2 atau CO2 .Las di bengkel fabikasi las Mig dan Tig  menggunakan sumber arus DC(direct current) dengan reverse polarity untuk menaikkan penetrasi lasan. Metode ini juga digunakan untuk mengelas logam yang reaktif terhadap oksigen. GMAW digunakan untuk mengelas bagian yang tebal, karena slag yang terjadi ketika pengelasan multipass tidak akan terjadi.

LAS TAHANAN ( resistance welding)
          Las tahanan biasa di gunakan pada pengelas pelat-pelat logam yang tipis yang banyak dilakikan di indrusti otomotif. Panas yang digunakan untuk mencairkan logam dibangkitkan oleh tahanan listrik yang terjadi pada elektoda las.

 Las tahanan ada 3 macam:
1.     Spot welding
2.     Las kelim(seam welding)
3.     Las energi panas

1.     Las tahanan yang kita miliki dibengkel Fabikasi adalah mesin berjenis SPOT WELDING, dimana mesin las tersebut hanya bisa menyambungketebalan plat dibawah 3mm. Bahan dasar sebaiknya memiliki ketebalan sama atau dengan perbandingan 3:1. Pambangkitan panas las titik berkerja atas dasar hambatan listrik bahan dasar yang dilas. Bahan harus memiliki tahanan listrik yang lebih besar dari bahan elektroda yang terbuat dari elemen dasar tembaga. Pengelasan dilakukan dengan mengaliri benda kerja dengan arus listrik melalui elektroda, karena terjadi hambatan diantara kedua bahan yang disambung, maka timbulpanas yang dapat melelehkan permukaan bahan dan dengan tekanan akan terjadi sambungan.
2.     Las kelim (seam welding)
Ditinjau dari prinsif  kerjanya, las rol rama dengan las titik, yang berbeda adalah bentuk elektrodanya. Elektroda las rol berbentuk silinder. Las jenis ini banyak digunakan menyambung untuk  benda kerja yang membutuhkan kerapatan, seperti pembuatan tengki bahan bakar, pengeleman makanan, dan lain-lain.
3.     Las energi panas(termal welding)
Energi panas yang digunakan dalam proses las jenis ini adalah proses konveksi dan pembakaran gas atau dari sebab lain. Proses las yang bekerja atas darsar prinsif tersebut adalah las Oxy-acetiline. Las laser, dan las sinar elektron. Las yang paling banya digunakanari jenis ini adalah las gas.

LAS SMAW.

LAS SMAW.



Pengelasan adalah suatu proses penyambungan dua logam atau lebih menjadi satu sambungan yang tetap dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah.
Prinsip kerja
Pengelasan suatu proses penyambungan logam, di mana logam menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. dan dapat di defenisikan sebagai ikatan metalurgi  yang di timbulkan  oleh gaya tarik-menarikantara atom. sebelum ato-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
Untuk arus AC (arus bolak-balik) apabila kabel + dan – terbalik tidak masalah tetapi untuk arus DC (arus searah) harus hati-hati tidak boleh terbalik dan ada perbedaan.
Proses las
Pengelasan dengan memanfaatkanbusur listrik yang terjadi antara elektroda dengan benda kerja.Elektroda dipanaskan sampai cair dan diendapkan pada logam yang akan disambung sehingga terbentuk sambungan las. Mula-mula elektroda kontak/bersinggungan dengan logam yang dilas sehingga terjadi aliran arus listrik, kemudian elektroda diangkat sedikit sehingga timbullah busur. Panas pada busur bisa mencapai 5.5000C. Las busur bisa menggunakan arus searah maupun arus bolak-balik. Mesin arus searah dapat mencapai kemampuan arus 1000 amper pada tegangan terbuka antara 40 sampai 95 Volt. Pada waktu pengelasan tegangan menjadi 18 sampai 40 Volt. Ada 2 jenis polaritas yang digunakan yaitu polaritas langsung dan polaritas terbalik. Pada polaritas langsung elektroda berhubungan dengan terminal negatif sedangkan pada polaritas terbalik elektroda berhubungan dengan terminal positif.


Bagian-bagian mesin las SMAW
  1. Lampu sinyal sebagai indilator apakah mesin sudah berfungsi atau tidak.
  2. Tombol pemutar berfungsi untuk menghidupkan mesin las (transformator)
  3. Pengatur arus berfungsi mengatur besarnya kuat arus yang diijinkan.
  4. Kutub + sebagai sumber arus positif atau setrum.
  5. Kutub – sebagai sumber arus negatif atau masa.
  6. Penjepit benda kerja berfungsi untuk menjepit benda kerja yang akan dilas.
  7. Penjepit elektroda berfungsi menjepit elektroda yang digunakan sebagai logam pengisi.
  8. Klem tiga fase berfungsi untuk pengaturan arus jauh dari mesin las.
Ø Keuntungan SMAW
1.     Dapat di pakai dimana saja
2.     Dapat mengelas berbagai macam tipe dari meterial
3.     Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur
4.     Dapat dipakai mengelas semua posisi
5.     Elektroda mudah di dapat dalam banyak ukuran dan diameter.
Kerugian SMAW
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektroda dan harus melakukan penyambungan
2.     Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan
3.     Tidak dapat digunakan untuk mengelas bahan baja non-ferrous
4.     Mudah terjadi oksidasi akibat perlindungan logam lair hanya busur las dari fluks
5.     Diameter elektroda tergantung dari plat dan posisi pengelasan
Mesin las SMAW
Mesin las yang kita miliki di bengkel fabikasi yaitu namanya mesin las KRJ-180 AC ARC WELDER, dengan nomor spesifikasi No P4972YM16760237. Mesin las tersebut berarus DC (searah) karena pada ujung kabel las terdapat simbol atau tanda kabel, seperti huruf U(arus positif) dan huruf u(arus negatif). Mesin las SMAW yang kita miliki menggunakan elektroda berlapis tebal.
Elektroda berfungsi sebagai logam pengisi pada logam yang dilas sehingga jenis bahan elektroda harus disesuaikan dengan jenis logam yang dilas.


Jenis Elektroda
Elektroda yang digunakan pada pengelasan jenis ini ada 3 macam yaitu : elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal.
1.     Elektroda polos adalah elektroda tanpa diberi lapisan dan penggunaan elektroda jenis ini terbatas antara lain untuk besi tempa dan baja lunak.
2.     Elektroda fluks adalah elektroda yang mempunyai lapisan tipis fluks, dimana fluks ini berguna melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida pada saat pengelasan.
3.     Kawat las berlapis tebal paling banyak digunakan terutama pada proses pengelasan komersil.
Lapisan pada elektroda berlapis tebal mempunyai fungsi :
1.     Membentuk lingkungan pelindung.
2.     Membentuk terak dengan sifat-sifat tertentu untuk melindungi logam cair.
3.     Memungkinkan pengelasan pada posisi diatas kepala dan tegak lurus.
4.     Menstabilisasi busur.
5.     Menambah unsur logam paduan pada logam induk.
6.     Memurnikan logam secara metalurgi.
7.     Mengurangi cipratan logam pengisi.
8.     Meningkatkan efisiensi pengendapan.
9.     Menghilangkan oksida dan ketidakmurnia.
10.                        Mempengaruhi kedalaman penetrasi busur.
11.                        Mempengaruhi bentuk manik.
12.                        Memperlambat kecepatan pendinginan sambungan las.
13.                        Menambah logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan pelindung.
14.                        Mesin las yang dimiliki di bengkel berjenis transpormator yang menggunakan arus bolak-balik dengan voltase(tegangan) yang lebih rendah.


Keuntungan dan kerugian Transfomator
Keuntunan
1.     Sangan kokoh
2.     Design sederhana
3.     Murah
Kerugian
1.     Beban berat
2.     Ukuran besar
3.     Hanya untuk AC
4.     Penyetelan yang jauh dengan perlengkapan mekanik yang rumit.

Keuntungan mesin AC - DC
Mesin las AC
mesin las DC
1.     Perlengkapan dan perawatan lebih murah
2.     Kabel masa danelektrida dapar ditukar
3.     Busur nyala kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi las
1.     Busur nyala listrik yang dihasilkan stabil
2.     Dapat menggunakan semua jenis elektroda
3.     Dapat digunakan untuk mengelas las tipis


Proses SMAW (Shieled Metal Arc Welding) atau pengelasan busur listrik elektroda terbungkus.
Proses SMAW juga dikenal dengan istilah proses MMAW (Manual Metal Arc Welding). Dalam pengelasan ini, logam induk mengalami pencairan akibat pemanasan dari busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja. Busur listrik yang ada dibangkitkan dari suatu mesin las. Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks dan karena itu elektroda las kadang-kadang disebut kawat las. Elektroda selama pengelasan akan mengalami pencairan bersama-sama dengan logam induk yang menjadi bagian kampuh las. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk.
Untuk dapat mengelas dengan proses SMAW diperlukan baberapa peralatan, seperti mesin las, kabel elektroda dan pemegang elektroda, kabel logam induk dan penjempit logam induk serta elektroda. Peralatan lain yang juga perlu disediakan adalah topeng las (welding mask), sarung tangan dan jas pelindung.

LAS OKSI ASETELIN.

LAS GAS OKSI ASETELIN




Pengertian Las Oksi-Asetilin Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. 
2. Bahan Bakar Gas Asetilin ( C2H2 ) Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°. Propan Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah. 3. Peralatan Las Oksi Asetilin Tabung Gas Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini
sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. Katup Tabung Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk tekann
mengurangi atau
menurunkan
hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk
mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau
pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang. Selang gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi
persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam
pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana
membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang. Torch ( Pembakar ) Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu : • Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar. • Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel. Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini : Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur. Dibedakan atas : • Injector⎫ torch (tekanan rendah) Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas oksigen. • Equal pressure torch (torch⎫ bertekanan sama) Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas : • Toch normal • Torch ringan/kecil Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas : • Torch nyala api tunggal • Torch nyala api jamak Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas : • Torch untuk gas asetilen • Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
• Torch manual • Torch otomatik/semi otomatik Pematik api Las Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.
Tip Cleaner Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut pembakar.

LAS TIG






Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai argin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.

Pembakar las TIG terdiri dari :

Penyedia arus
Pengembali air pendingi,
Penyedia air pendingin,
Penyedia gas argon,
Lubang gas argon ke luar,
Pencekam elektroda,
Moncong keramik atau logam,
Elektroda tungsten,
Semburan gas pelindung.
Las Listrik Submerged
            Las Listrik Submergedyang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.
Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan majuoleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.



PERLENGKAPAN LAS TIG
PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PROSES LAS TIG
            Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana
busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda tak
terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi
oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan
udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung dari
bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas.
Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten
adalah:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlf2cdBYohFJejl7x1pZGI1MGSLk2xdpzqMNPfc7Pcp1TStScu6iCS-j2_rksQvzmeoox-s_YgjGgdKMRVGTry0Gt9qZjw2k_g5YMnRf1skeMMUY2djr8wMAxO9fcLeVVKlORqQrsNaCPl/s320/mesin++las.JPG
1. Mesin
            
Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang
digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau
DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo5gHRqA4X00mJOTp0v9ktRWcqU_yRk8GAav10aXjOpQR9NOaXLgpSHuRUjeWrAXZvZds8GqImCZM9UyvDsOuxcrgJjxgjbj5wZydb0PedkpaDhYSwCb6hxeGzcfS48sxzY3YKEGklX-Oj/s320/tabung+gas+lindung.JPG
2. Tabung gas lindung
            
Tabung gas lidung adalah tabung tempat penyimpanan gas
lindung seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas
tungsten.




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYVZX9-IDV7CAapMkeZW4Qj3KGAiXic4a1whvqyAtE3-ed5z-Wxpk676w0e-27ypcNuF6E1vn5Z2FYWfD-8Zjk1TCmpVkTzM2LZTzOvXgq2Z9dNv-TVOZkOpREmO8AW2Hnhyphenhyphen16cEYmcV-8/s320/regulator.JPG3. Regulator gas lindung
            Regulator gas lindung adalah adalah pengatur tekanan gas yang
akan digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini
biasanya ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNjcbDxB_CSeZzDVuRMWEPs7apssxWoLfiYO6shLV6hEGqAFIlPVDp34cAMhUgoM2aXdOBQaEzA4Lif4u2Tzb_RwCqsATPLWxHyY74QNoIHxJeLONusBCpej1vMm7L-S1r8lFjEbytm3vn/s320/flowmeter.JPG4. Flowmeter untuk gas
            
dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.






5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiReIDEbC6jcLdOflfayqLoAudNIvxppx_6flAy2wLyeDJm9NNihqHyR4g8GOoJCy2JQy5ESjY3fsDpRu7whv5cp3IvAg3Z-yzf4R41bCvKrScpt6GHmSE0VvtNRH3WAS5koxTSPjEWevsR/s320/selang.JPG            berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin las menuju pembakar las.


6. Kabel elektroda dan selang
            
berfungsi menghantarkan arus dari mesin las menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las menuju stang las.

Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.

7. Stang las (welding torch)
            berfungsi untuk menyatukan sistem las
yang berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama
dilakukan proses pengelasan.


8. Elektroda tungsten
            
berfungsi sebagai pembangkit busur nyala
selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai
bahan tambah.


9. Kawat las
            
berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las
jika bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati
cair.

10.Assesories 
            pilihan dapat berupa sistem pendinginan air
untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki, dan
pengatur waktu busur.