Pages

Jumat, 23 Januari 2015

8 tips membaca cuaca


Inilah 8 Tips "Meramal" Cuaca dengan Melihat Gejala Alam
8 Tips "Meramal" Cuaca dengan Melihat Gejala Alam


Semua pasti udah tau apa itu ramalan cuaca. Yaitu, suatu perkiraan cuaca untuk hari ini, biasanya ditayangkan di berita pagi. Walaupun ngga 100% tepat, paling tidak kita mempunyai pegangan rencana apa yang akan kita lakukan saat cuaca cerah atau hujan.

Tapi bagaimana jika suatu saat di pagi hari, rumah Anda mati lampu, kemudian Anda tidak bisa melihat ramalan cuaca yang ada di TiVi. Nyokap bakal ragu, mau jemur pakaian apa ngga. Bokap bakal ragu, ke kantor bawa mobil apa motor. Atau mungkin Anda bisa bersiap2 untuk memulai bisnis ojek payungnya

1. Cek embun di rumput saat matahari terbit.
Jika rumput kering, ini menandakan ada awan atau angin yang kencang, yang mungkin berarti akan hujan. jika ada embun, kemungkinan tidak akan hujan pada hari itu. Tetapi, jika pada malam hari sebelumnya hujan, metode ini tidak bisa digunakan.

2. Melihat tanda merah.
jika melihat cahaya merah saat matahari terbenam (lihat ke arah barat). ada cahaya merah di langit karena adanya udara bertekanan tinggi yang mengumpulkan debu-debu yang ada di udara. karena arus angin biasanya bergerak dari barat ke timur, maka udara kering menuju ke arah kamu.
jika melihat cahaya merah saat matahari terbit (lihat ke arah timur) berarti udara kering sudah lewat, dan diikuti udara bertekanan rendah yang membawa udara lembab.

3. melihat pelangi di barat
hal ini disebabkan oleh cahaya matahari pagi di timur mengenai udara lembab. Kebanyakan badai bertiup dari barat ke timur, dan pelangi di barat berarti udara lembab, yang berarti hujan akan datang.
Di sisi lain, pelangi di timur, di sekeliling matahari, berarti hujan sudah lewat. Hari yang cerah akan muncul pada hari itu (ataupun terik panas

4. Mendeteksi dengan arah tiupan angin
angin timur dapat mengindikasi mendekatnya badai, sdangkan angin barat sebaliknya. Angin yang kencang mengindikasikan perbedaan tekanan yang tinggi, yang berarti tanda datangnya badai.

5. Cium aroma udara
tumbuhan mengeluarkan zat buangnya saat udara bertekanan rendah, sehingga menghasilkan aroma seperti kompos dan mengindikasikan akan turun hujan.

rawa akan mengeluarkan gas sesaat sebelum badai akibat udara bertekanan rendah, dan menyebabkan bau tidak enak.

wangi bunga lebih tercium di udara yang lembab, yang berarti akan turun hujan.

6. Lihat awan
Awan bergerak dengan arah yang berlawanan, kemungkinan akan hujan


awan cumolonimbus
Awan cumolonimbus di awal-awal hari dan berkembang sepanjang hari, kemungkinan cuaca akan buruk. Ciri-ciri awan ini mempunyai bayangan gelap di sisi bawah awannya. Biasanya kita menyebutnya dengan awan mendung. Padahal selain formasi awan ini, masih ada lagi formasi awan yang bisa menyebabkan hujan.


awan mammatus
Awan mammatus, berbentuk seperti kumpulan buah anggur yang ada di langit. Formasi awan ini dapat diprediksi akan ada tambahan petir pada saat hujan turun. Jadi jangan pergi ke tempat yang tinggi-tinggi jika di langit mulai tampak formasi awan mammatus.


Awan Cirrus
Awan sirrus, berbentuk seperti helaian kapas. Walaupun terlihat indah sebelumnya, formasi awan ini menyebabkan cuaca buruk dalam 36 jam berikutnya. Maka dari itu selesaikan semua urusan Anda secepatnya, jika tidak mau pulang ke rumah bermandikan hujan.

7. Membuat api unggun
jika asap api unggun tersebut brbentuk pusaran dan tidak naik ke atas, ini disebabkan karena rendahnya tekanan udara, yang berarti akan hujan

8. Lihat bulan saat malam
jika saat melihat bulan tampak jelas dan terang, mungkin akan terjadi hujan.
juga jika terdapat cincin di skeliling bulan, dapat diindikasikan hujan akan turun dalam 3 hari berikutnya.

Banyak cara2 lain untuk memprediksi cuaca. Anda juga bisa membuat metode sendiri yang tak kalah hebatnya dengan cara yang di atas.
Alam bukan hanya sebuah lingkungan tempat kita tinggal, tetapi juga mempunyai informasi-informasi untuk kita gunakan sehari-hari.

CARA MENDAPATKAN AIR SAAT SURVIVAL

CARA MENDAPATKAN AIR SAAT SURVIVAL
Sahabat Alam,.....
Dalam setiap Pendakian atau didalam berkegiatan dialam bebas, tidak menutup kemungkinan kita akan dihadapkan pada sebuah kondisi dimana saat bahan makanan kita telah habis dan kita dituntut agar dapat bertahan hidup dalam keadaan tersebut. Dalam kondisi survival, air adalah salah satu hal yang sangat penting yang harus kita dapatkan. Kita tidak bisa hidup tanpa adanya air apalagi bila cuaca panas. Dalam cuaca dingin pun kita membutuhkan air minimal minimal 2 liter per hari. Tanpa air, rata - rata orang hanya akan mampu bertahan kurang lebih selama 3 hari walaupun mempunyai bekal makanan yang cukup. Namun dengan adanya air kita dapat bertahan selama kurang lebih 3 minggu walaupun tanpa makanan.

 Sumber Air
Di setiap daerah atau ekosistem, rata-rata memiliki kadar air yang berbeda-beda. Kita dapat mencari air dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada. Kita dapat menggunakan apa saja sebagai penampung air, peples, cangkir, daun, baju, plastik dsb.
Air Konsumsi
Air Bersih
Tekhnik mendapatkan air
Untuk mendapatkan air, kita dapat memanfaatkan dan menggunakan apa saja yang disediakan oleh alam  seperti dengan memanfaatkan embun. Memanfaatkan embun sebagai salah satu sumber air untuk konsumsi kita dapat dilakukan dengan memanfaatkan embun ayang ada pada tumbuhan. Selain itu, tumbuhan  juga dapat dijadikan sumber air. Binatang mamalia dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendapatkan sumber air. Beberapa hewan mamalia yang dapat dijadikan sebagai indikator adalah burung pemakan biji-bijian, dan serangga seperti semut, lalat dan lebah juga dapat dijadikan indikator air. Harus di ingat, air yang di minum mamalia belum tentu baik untuk kita. Beberapa mamalia dapat meminum air yang beracun bagi tubuh kita. Periksalah kondisi sekitar, serangga air seperti laba-laba air dan tanaman air seperti tespong dapat  kita jadikan indikator kebersihan air.


Hutan
Saat kita dihadapkan pada keadaan survival, kita dapat memanfaatkan berbagai makanan dan minuman yang disediakan oleh alam seperti yang ada didalam hutan. Untuk mendapatkan sumber air, kita juga dapat memanfaatkan berbagai tumbuhan yang ada didalam hutan. Tumbuh - tumbuhan sejenis palem, bambu-bambuan, rotan, akar rambat, kantung semar dapat kita jadikan sebagai sumber air. Potong bagian batangnya dan tampung tetesan airnya dalam wadah. Kita juga dapat menampung embun yang ada pada pucuk-pucuk daun pada pagi hari.
Penampung Air
Penampungan Air
Aboveground Still
Untuk melakukan tehnik ini kita membutuhkan lereng dengan sinar Matahari yang cukup, kantung plastik bening, dedaunan hijau, sebuah batu.
Aboveground Still
Aboveground Still

Cara membuatnya :
- Isi 3 / 4 bagian plastik dengan dedaunan hijau. Pastikan tidak ada batang atau benda apa pun yang dapat melubangi plastik.
- Letakkan batu kecil atau semacamnya kedalam plastik
- Tutup rapat plastik. Jika kita memiliki sedotan seperti buluh jerami atau semacamnya, kita dapat memasangnya.
- Letakkan plastik di lereng dengan cukup sinar. Atur batu agar berada di bagian bawah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcFlWMt93qcpsujwtXYZ3Zv4QKh_4UJ6btQ55IBYoxnaorp5ZiT42UeyUA5kago4Dbv5YtEwo1s2UPT28-jz75DcaQowc-mcMg9whxWpjQbEFZRgz0At7Z-ronEikOkaANntyAEcaxXoZE/s320/destilasi.jpg
Belowground Still
- Buatlah lubang sedalam kira - kira setengah meter dan luas permukaan 1 meter persegi.
- Letakkan dedaunan hijau kedalam lubang dan letakkan juga wadah penampung air tepat di tengah lubang.
- Tutuplah lubang dengan lembaran plastik dan beri penahan pada plastik menggunakan tanah.
- Letakkan batu kecil tepat ditengah plastik.
- Biarkan sinar matahari menguapkan kandungan air dari dedaunan.
Tips : Ganti daun-daunan hijau secara bertahap untuk mendapatkan air yang maksimal.
 Pantai dan daerah dekat laut.
Pada daerah tropis seperti Indonesia, pohon kelapa biasanya tumbuh di sepanjang pantai. Kita dapat memanfaatkan air dari buah kelapa dan memakan dagingnya. Namun bila tidak ada, kita dapat menghisap air dari tumbuhan agar - agar bila ada dan kita juga dapat menyuling air laut.

Tehnik
1
- Gali lubang yang cukup dalam sehingga air laut dapat meresap melaui celah-celah lubang.
- Letakkan lembaran plastik, daun, baju atau semacamnya diatasnya.
- Buat api yang cukup besar.
- Cari batu dan panaskan batu kedalam api.
- Setelah batu panas, masukkan ke dalam air dan tampung uap air yang keluar dan menetes dari lembaran plastik.


Tehnik
2
Jika kita memiliki penampung air seperti cangkir, mangkuk atau semacamnya, kita dapat memasak air laut dan menampung uap air yang keluar.

Daerah Tandus atau Gurun
Kita dapat mencari air dengan menggali lubang di daerah lembah atau dataran rendah, cekungan pada sungai mati, kaki jurang, dangkalan danau mati, celah dan lubang pada bebatuan, daerah yang berkabut dan dimana pun yang memiliki tumbuhan hijau seperti lumut dan sebagainya.

Kaktus dan tumbuhan lainnya
Kita dapat memotong ujung kaktus dan menumbuknya. Ambil airnya dengan cara meneteskan hasil tumbukan. Jangan pernah menelan ampas dari tumbukan kaktus.

Perhatian
Jika harus menyimpan air untuk bekal perjalanan, lakukan dengan cara meminumnya seteguk demi seteguk. Dan jika menemukan sumber air jangan langsung meminum air dalam jumlah banyak. Jika kita yang terkena dehidrasi dapat muntah dan kehilangan benda yang paling berharga.

Sumber air yang tergenang harus di rebus atau di sterilkan menggunakan tablet pensteril air atau tetesan yodium tincture.


tips mencegah hipothermia

Tips Mencegah Hipothermia Mendaki gunung memerlukan kesiapan mental, fisik, perlengkapan, perbekalan dan pengetahuan yang baik. Banyak musibah pendakian gunung terjadi karena minimnya hal – hal tersebut. Ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut. Berikut ini saya sampaikan tulisan tentang tips mencegah hypothermia. Semoga bermanfaat. Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan. Berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung : 1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun, wah, jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tapi tetap kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tapi basah semua. 2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet. Dari kiri ke kanan : selimut darurat , makanan energi Bawah : pisau, kompas, headlamp, biasanya disimpan di ransel bagian atas (gambar koleksi pribadi) 3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu. 4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun. 5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan. Selain itu, makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh. 6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. ditanggung lebih tahan lama dari space blanket. 7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering) . Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk. Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal. Jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.

Selasa, 04 November 2014

Teknik Survival

TEKNIK SURVIVAL Guna bertahan hidup di dalam situasi sulit, kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar kita dari apa saja yang tersedia di sekitar kita. Maka dari itu perlu penguasaan teknik-teknik survival, diantaranya teknik membuat api, teknik membuat shelter, teknik membuat trap, teknik mendapatkan air, teknik membuat jejak dan isyarat. 1. Api Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya. Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar. Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang. Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar. Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya Teknik Membuat Api Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering. 1. Mematik Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api. Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya. 2. Gergaji Api (Fire Saw) Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian. 3. Fire Thong Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api. 2. Shelter Shelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah : a. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan. b. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita. c. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat. d. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita. Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna, maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya. Apabila memilih gua harap diyakini bahwa : a. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang b. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut aman dari gas beracun. c. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor. 3 Trap Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit. Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik. Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergnatung kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan. 1. Trap Menggantung (Hanging Snare) Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan : a. Kelenturan dahan pohon. b. Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali. c. Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat. Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain. 2. Trap Tali Sederhana Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi. 3. Trap Lubang Penjerat Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri dari : a. Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar. b. Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut. c. Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso. 4. Trap Menimpa Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah : a. Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang. b. Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa. c. Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa. Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari : a. Batang pohon besar untuk menimpa mangsa. b. Kayu pohon yang saling menopang. c. Umpan. d. Lubang perangkap lengkap dengan samarannya Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang. 4. Air Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia akan air lebih besar daripada kebutuhan manusia akan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang lebih sepuluh hari tanpa makanan. Tetapi tanpa air menusia akan sulit bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan disekitarnya, mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan air. Manusia memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum. Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan air. Kita bisa mendapatkan air dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan batu, dan sebagainya. Tetapi pertanyaannya apakah air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme manusia? Maka dari itu perlu pengetahuan dalam mencari air untuk diminum dan dimasak. Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung dan air tak langsung. Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh air yang langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan yang telah ditampung, dan lain lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air langsung belum tentu juga dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar pupuk kebun penduduk, pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti dengan seksama terlebih dahulu sebelum meminumnya. Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses untuk diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuh-tubuhan seperti kantung semar. Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air mana yang akan kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yang akan kita simpan di tempat air lain untuk mencuci bahan makanan kita. Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air dari mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di bebatuan. Karena dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih. Sedangkan air dari genangan belum tentu jernih dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di genangan air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk keperluan lain selain diminum. Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita minum. Karena perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan memberikan sugesti dan menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri. 1. Air langsung Berikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival : a) Hujan Apabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan sebagainya. b) Tanaman Tanaman rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba. Pilihlah tanaman rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian bawah dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas tanaman dapat menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di penampungan. Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai satu setengah meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air yang didapat dari tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi tenggorokan. c) Air sungai dan mata air Kebanyakan air sungai yang d hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau limbah. d) Air kelapa Air kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah kelapa yang masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu liter. Usahakan apabila kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau kelapa hasil memetik sendiri. Karena apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing, maka disangsikan kebersihannya. e) Kondensi Tanah Cara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal ini memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya sebagai berikut : 1. Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter. 2. Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan, agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat. 3. Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam. 4. Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah –tengah lubang. 5. Biarkan seharian. 2. Air tidak langsung Berikut adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan terlebih dahulu. a) Lubang air Air yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan ranting atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan dedaunan di permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan beberapa saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka. b) Air yang menggenang Air yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan. Air ini biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara batu karang, cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati. Berikut adalah cara menyaring air : 1. Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu berwarna putih, sehingga apabila kotor dapat terlihat dan dapat dibersihkan terlebih dahulu. 2. Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu yang telah dipotong di kedua ujungnya. Di dasar bambu diberi penyaring seperti kerikil, ijuk, rumput kering atau daun kering. Air keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan selama dua puluh empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah diendapkan masih telihat atau terasa kotor, maka dapat dilakukan proses penyaringan beberapa kali. Tetapi cara yang paling aman untuk mendapatkan air bersih adalah setelah dibersihkan lalu air dimasak sampai masak. Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membersihkan air yang keruh dengan mencampurkan zat-zat pembersih air yang dapat kita dapatkan di toko kimia. Cara itu sebagai berikut : 1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan tunggu sepuluh sampai lima belas menit. 2. Campurkan dua hingga tiga tetes Iodine dengan seperempat liter air. Air dapat dimanfaatkan setelah tiga puluh menit. 3. Campurkan beberapa butir garam abu permanganate dengan air secukupnya. Reaksi sterilisasi dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit. 4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual di pasaran dengan air secukupnya. 5. Jejak dan Isyarat Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas dari keadaan survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada tim SAR yang akan menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat terselamatkan. Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR dapat mengerti maksud dari jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi internasional untuk memberikan pesan dengan menggunakan media tertentu atau bahasa tubuh. Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dari barang-barang yang berwarna mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah terlihat. Atau dapat digantungkan di pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat mengidentifikasinya. Cara lainya adalah dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di batu-batuan sungai. Cara ini dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir daerah sungai untuk mencari korban. Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa barang atau pakaian yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain.

Selasa, 01 April 2014

Evaluasi Pembelajaran Matematika

1. Sebuah prisma alasnya berbentuk belah ketupat.Panjang kedua diagonalnya 18 cm dan 24 cm.Jika tinggi prisma 20 cm, maka luas permukaan prisma itu adalah .... cm2
1.03
1.200
2. Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan ke dalam dus berbentuk kubus dengan panjang rusuk 18 cm adalah ...
1.296
927
3. Sebuah pekarangan berbentuk trapesium berukuran panjang batas yang sejajar yaitu 16 m dan 10 m sedangkan lebar 8 m. Bila disekeliling pekarangan itu akan ditanami pohon dengan jarak antar pohon 2 m, maka banyaknya phon yang diperlukan adalah ...
20 batang
21 batang
4. Volume bola terbesar yang dapat dimasukkan ke dalam dus berbentuk kubus dengan panjang rusuk 18 cm adalah ...
972
486
5. Sebuah foto yang ditempel pada kertas karton berukuran 30 cm x 40 cm. Di sebelah kiri, atas, dan kanan foto masih terdapat karton dengan selebar 3 . Karton dibawah foto digunakan untuk menulis nama ASKA. Jika karton dan foto sebangun, luas karton untuk menulis nama adalah ...
32
120

Minggu, 16 Maret 2014

Bahasa Indonesia.

1.Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda
2.Kata Depan : akan, dengan, atas, antara
3.Kata Ganti (pronomina)
4.Penyempitan dan Perluasan Makna
5.Akronim dan Singkatan

Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda

Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda


Unsur bahasa yang terkecil berupa lambang bunyi ujaran disebut
fonem. Ilmu yang mempelajari fonem disebut fonologi atau fonemik. Fonem
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dikenal dengan artikulasi. Dalam
bentuk tertulisnya disebut huruf. Lambang-lambang ujaran ini di dalam
bahasa Indonesia terbagi dua, yaitu vokal dan konsonan. Cara mengucapkan
lambang-lambang bunyi ini disebut dengan lafal. Jadi lafal adalah cara
seseorang atau sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan lambanglambang
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapnya.
Fonem vokal di dalam bahasa Indonesia secara umum dilafalkan
menjadi delapan bunyi ujaran walaupun penulisannya hanya lima ( a, i , u,
e, o ). Misalnya,
fonem / a / dilafalkan [ a ]
fonem / i / dilafalkan [ i ]
fonem / u / dilafalkan [u ]
fonem / e / dilafalkan tiga bunyi yaitu: [ e ] , [ ə ] atau e lemah, dan [ε]
atau e lebar.
Contoh pemakaian katanya;
lafal [ e ] pada kata < sate >
lafal [ə ] pada kata < pəsan >
lafal [ε ] pada kata < n ε n ε k >
fonem / o / terdiri atas lafal [ o ] biasa dan lafal [ ] atau o bundar.
Contoh pemakaian katanya:
lafal [ o ] pada kata [ orang ]
lafal [ ] pada kata [ p h n ], saat mengucapkannya bibir lebih maju
dan bundar.
Variasi lafal fonerm / e / dan / o / ini memang tak begitu dirasakan,
cenderung tersamar karena pengucapannya tidak mengubah arti kecuali
pada kata-kata tertentu yang termasuk jenis homonim.
Tidak ada pedoman khusus yang mengatur ucapan atau lafal ini seperti
bagaimana diaturnya sistem tata tulis atau ejaan dalam Pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang harus dipatuhi setiap pemakai bahasa tulis
bahasa Indonesia sebagai ukuran bakunya. Lafal sering dipengaruhi oleh
bahasa daerah mengingat pemakai bahasa Indonesia terdiri atas berbagai
suku bangsa yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa
daerah ini merupakan bahasa Ibu yang sulit untuk dihilangkan sehingga
saat menggunakan bahasa Indonesia sering dalam pengucapan diwarnai
oleh unsur bahasa daerahnya. Contoh: kata <apa> diucapkan oleh orang
Betawi menjadi <ape>, <p h n> diucapkan <pu’un>. Pada bahasa Tapanuli
(Batak), pengucapan e umumnya menjadi ε, seperti kata <benar> menjadi
<bεnar>, atau pada bahasa daerah Bali dan Aceh pengucapan huruf t dan d
terasa kental sekali, misalnya ucapan kata teman seperti terdengar deman,
di Jawa khusunya daerah Jawa Tengah pengucapan huruf b sering diiringi
dengan bunyi /m / misalnya, <Bali> menjadi [mBali], <besok> menjadi
{mbesok] dan sebagainya.
Selain itu pelafalan kata juga dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang
tidak baku. Perhatikan contoh di bawah ini.
telur -------- telor
kursi -------- korsi
lubang -------- lobang
kantung -------- kant ng
senin -------- sənεn
rabu -------- reb
kamis -------- kemis
kerbau -------- kebo, dan lain sebagainya.
Menurut EYD, huruf vokal dan konsonan didaftarkan dalam urutan
abjad, dari a sampai z dengan lafal atau pengucapannya. Secara umum
setiap pelajar dapat melafalkan abjad dengan benar, namun ada pelafalan
beberapa huruf yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena sering
dipengaruhi oleh lafal bahasa asing atau bahasa Inggris.
Contoh:
-- huruf c dilafalkan ce bukan se,
-- huruf g dilafalkan ge bukan ji
-- huruf q dilafalkan ki bukan kyu
-- huruf v dilafalkan fe bukan fi
-- huruf x dilafalkan eks bukan ek
-- huruf y dilafalkan ye bukan ey
Jadi : Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu]
Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi]
Pengucapan exit adalah [eksit] bukan [ekit]
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi
konsonan w atau y yang disebut dengan diftong.
Contoh:
1. Gabungan vokal /ai/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [ay]
pada kata:
- sungai menjadi sungay
- gulai menjadi gulay
- pantai menjadi pantay
2. Gabungan vokal /au/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[aw] pada kata:
- harimau menjadi harimaw
- limau menjadi limaw
- kalau menjadi kalaw
3. Gabungan vokal / oi / menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[oy] pada kata:
- koboi menjadi koboy
- amboi menjadi amboy
- sepoi menjadi sepoy
Tetapi, ada kata-kata yang menggunakan unsur gabungan tersebut di
atas tetap dibaca sesuai lafal kedua vokalnya.
Contoh: - dinamai tetap dibaca [dinamai]
- bermain tetap dibaca [bermain]
- mau tetap dibaca [mau]
- daun tetap dibaca [daun]
- koin tetap dibaca [koin]
- heroin tetap dibaca [heroin]
Ada juga dalam tata bahasa Indonesia, gabungan konsonan yang
dilafalkan dengan satu bunyi, seperti fonem /kh/, / sy/, ny/, /ng/ dan /nk/.
Meskipun ditulis dengan dua huruf, tetapi dilafalkan satu bunyi, contoh:
khusus , syarat, nyanyi, hangus, bank.
Lafal dan fonem merupakan unsur segmental di dalam bahasa Indonesia.
Selain unsur ini, ada pula unsur lain yang fungsinya berkaitan dengan unsur
suprasegmental, yaitu tekanan, intonasi, dan jeda. Tekanan adalah gejala
yang ditimbulkan akibat adanya pengkhususan dalam pelafalan sebuah
suku kata atau kata. Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang
pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Biasanya kata
yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang dipentingkan.
Tekanan dalam bahasa Indonesia tidak mengubah makna seperti
pada bahasa Batak Toba /bóntar/ artinya putih, dan /bentár/ artinya darah.
Tekanan hanya menunjukkan sesuatu kata atau frasa yang ditonjolkan atau
dipentingkan agar mendapat pemahaman secara khusus bagi pendengar.
Tekanan tertentu pada sebuah kata atau frasa menguatkan maksud
pembicara. Biasanya tekanan didukung oleh ekspresi atau mimik wajah
sebagai bagian dari ciri bahasa lisan.
Contoh penggunaan pola tekanan:
1. Adi membeli novel di toko buku.
(yang membeli novel Adi, bukan orang lain)
2. Adi membeli novel di toko buku.
(Adi membeli novel, bukan membaca)
3. Adi membeli novel di toko buku.

(yang dibeli Adi novel bukan alat tulis)
4. Adi membeli novel di toko buku.
(Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)
Ciri suprasegmental lainnya adalah intonasi. Intonasi ialah tinggi
rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan
angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan
angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Penggunaan intonasi
menandakan suasana hati penuturnya. Dalam keadaan marah seseorang
sering menyatakan sesuatu dengan intonasi menaik dan meninggi,
sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun. Intonasi juga
dapat menandakan ciri-ciri sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan
dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan
yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya.
Contoh:
- Mereka sudah pergi.
- Mereka sudah pergi? Kapan?
Berbicara tentang intonasi berarti berbicara juga tentang jeda. Jeda adalah
penghentian atau kesenyapan. Jeda juga berhubungan dengan intonasi,
penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan
kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam
pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat
pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak
dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan.
Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan
garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda
hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian
atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya
berubah. Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)